Lama
sudah aku tidak menulis, dan pada kesempatan ini aku menulis tentang seseorang
yang sudah menginspirasi dan memotivasiku, khususnya di dunia seni
bela diri. Awalnya aku bertemu di salah satu
kejuaraan terbuka Nasional (Taekwondo) di Semarang pada tahun 2012 dan bertemu
kembali di putaran final kejuaraan terbuka Internasional di Yogyakarta pada
tahun 2013. Daniel Danny Harsono memiliki banyak pengalaman dan prestasi
membanggakan sebagai atlet, pelatih, dan sekarang telah menjadi seorang ayah ini juga berdinas sebagai Pegawai Negeri di Kementrian Pemuda dan Olah Raga.
Awalnya
Danny hanya iseng ikut seni bela diri di tahun 1996 karena ajakan dari saudaranya
setelah insiden kerampokan yang dialaminya. Keisengan ini ternyata membuatnya
senang dan membuatnya semangat berolahraga. Dalam ingatanya sangat jelas
teringat awal mula dilatih oleh Master V. Yoyok Suryadi. Postur tubuh yang
kecil dan gemuk sehingga kurang mendukung dalam kategori pertarungan kala itu.
Dirinya diarahkan untuk menjadi atlet kategori jurus pada tahun 2000 dan
mengalami kejuaraan jurus pertama kali pada tahun 2003 meskipun masih bersifat
eksebisi dan baru diadakan kejuaraan dunia poomsae pada tahun 2006.
Kejuaraan jurus (poomsae) yang telah diperkenalkan secara luas pada tahun 2006 memacunya untuk terus berlatih dan berprestasi. Intensitas latihan atlet ia alami bersama Taekwondo Universitas Kristen Duta Wacana di tahun 2008 guna mengikuti kejuaraan Chung Do Kwan di Singapore. Prestasi di Singapore menghantarkannya untuk mempersiapkan dan berjuang dalam Kejuaraan Nasional pada tahun 2009 dalam poomsae kelas senior dan berhasil memperoleh 2 medali emas. Hasil dan prestasi yang terus naik ini menghantarkan dirinya juga sebagai atlet terpilih yang ikut dalam pelatihan nasional untuk mengikuti Sea Games 2009 bulan Desember di Laos. Persiapan singkat 2 bulan dalam pelatnas mampu membawa dirinya menyabet medali perunggu. Hasil di Laos inilah yang membuka pengalaman serta prestasi baru lebih banyak lagi. Seperti membawa nama Indonesia untuk Kejuaraan Asia - Poomsae pertama di Kazakstan dengan medali perunggu, Kejuaraan Dunia ke-5 di Uzbekistan, Kejuaran ASEAN University di Thailand dengan 2 medali perunggu, Kejuaraan Dunia Ke-6 Vlodivostok, Sea Games 2011 (Jakarta-Palembang) dengan 2 medali emas. Pernah berpartisipasi dalam kejuaran festival di Hanmadang, kategori kyukpa-all round breaking (pecah papan) dengan mendapatkan medali perunggu dan kreatif poomsae (jurus) / freestyle poomsae dengan total 2 emas 1 perak karena rutin mengikuti kejuaraan seperti ini selama 4 tahun, serta kejuaraan lainnya di Korea Selatan. Di samping latihan sebagai atlet, sekitar tahun 2012 Danny sudah memiliki murid-murid yang sudah dilatih sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar namun sudah bisa merasakan dan memiliki pengalaman di pelatnas dan berprestasi di dunia, seperti ke Vietnam dan Korea.
Dalam pengalamannya, kejuaraan yang paling berkesan yaitu di US Open, Las Vegas. Kenapa berkesan, karena kejuaraan USA terbuka ini dengan 3 kali putaran (penyisihan, semi final, final), paling banyak dengan peserta sejumlah 90 atlet, terbagi dalam 2 kelompok, masing-masing group memperebutkan tiket ke semi final kemudian ke final, dan dengan bangga berhasil memasuki babak final berhasil mendapatkan medali perunggu. Dari pengalaman berkesan inilah memberikan pengertian, siapa saja boleh mengikuti kejuaraan Open di luar negeri dengan catatan bisa mengusahakan biaya ataupun hal lainnya sendiri, dari sponsor atau mandiri. Kalau mau membela nama Indonesia, ya harus mengikuti birokrasi atau seleksi yang diadakan oleh Indonesia. Dalam penjelasanya juga, Daniel Danny Harsono memutuskan pensiun dari atlet pada tahun 2016.
Daniel Danny Harsono memberikan saran dan pandangan untuk atlet/generasi muda jaman sekarang, seperti
- Siapkan diri sebaik mungkin, karena kesempatan tidak datang 2 kali, jangan sampai menunggu event/kejuaraan ada baru rajin latihan.
- Sekarang atlet poomsae harus bisa tendangan demonstrasi, tidak hanya basic saja.
- Pelatih harus fleksibel menghadapi murid satu dengan lainnya, mengerti dan memahami mereka secara personal.
- Kenyamanan pelu diperhatikan, hubungan pelatih dan murid.
- Semoga olah raga Indonesia lebih baik lagi dalam berkoordinasi.
- Komunikasi berjenjang yang baik dari pusat sampai ke daerah ataupun klub olahraga yang ada.
- Hilangkan segala kepentingan yang ada dan merugikan kepentingan bersama.
- Tetap semangat untuk terus belajar, kemampuan dan skill kalau tidak pernah dilatih akan memudar.
- Lebih fleksibel mengerti dan menghadapi orang lain dan kondisi sekitar.
Comments
Post a Comment