Skip to main content

Siapa "Aku"? Kenali, Cerita, dan Berbagi!


Pada tanggal 13- 15 Maret 2020 yang lalu lalu saya sempat diundang dan berkesempatan menjadi pembicara dalam acara Leadership Course yang diselenggarakan oleh Taekwondo Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Wisma Lentera Kasih, KulonProgo, D.I. Yogyakarta. Leadership Course atau yang mereka sering sebut dengan LC ini ternyata sudah yang ke 21 dan kali ini mengusung tema “Set Your Vision, Get Your Move”. Tentunya ada alasan dan tujuan mengapa para anak muda ini mengambil tema ini. Para anak muda yang menjadi panitia ataupun peserta ini sebagian besar merupakan para mahasiswa yang hingga tulisan ini dibuat masih giat berlatih Taekwondo dengan latar belakang disiplin ilmu akademik yang berbeda pula. Meskipun diselenggarakan oleh Taekwondo Universitas Atma Jaya namun ternyata panitia sangat terbuka dan juga memberikan kesempatan kepada peserta lain, bagi mereka yang tidak berlatih Taekwondo dan juga dari disiplin seni bela diri lainnya seperti beberapa murid saya dari Hapkido Politeknik Mekatronika Sanata Dharma yang turut serta.

Saya akan membagikan sedikit tulisan tentang apa yang sempat saya bagikan dan diskusikan dengan mereka di Leadership Course “Set Your Vision, Get Your Vision” yang ke 21 ini. Panitia memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan sesuatu yang berhubungan dengan menggambarkan diri sendiri. Awal dihubungi saya agak kaget dengan apa yang mereka request kepada saya. Namun sedikit obrolan yang enak dan santai dengan panitia setelah sesi latihan Taekwondo Universitas Atma Jaya Yogyakarta setidaknya membantu saya menemukan seperti apa yang mereka ingin sampaikan kepada peserta ataupun panitia.

Hmmm “menggambarkan diri”, dalam benak ini langung memilahnya. Menggambar berarti proses di mana seseorang menirukan sesuatu atau beberapa objek tertentu ke dalam sebuah media, salah satunya kertas. Jika dikaitkan dengan diri, berarti objek yang tertuang dalam kertas itu setidaknya mampu mengaitkan suatu hal yang berharga ataupun harapan dari diri sebagai pribadi bukan?
Waktu yang diberikan kepada saya untuk bisa menyampaikan materi adalah 1 jam. Jadi apabila peserta dan panitia juga turut dalam sesi yang saya bawakan ini sudah sangat cukup karena gol yang ingin saya peroleh adalah melihat bagaimana mereka bisa menggambarkan diri mereka secara apa adanya dan tanpa canggung mengganggap bukan hanya pelukis saja yang bisa melukis! Ternyata waktu satu jam itu sangatlah pendek, beruntung panitia memberikan extra time kepada saya bahkan 1 jam lagi ternyata. Bukan hanya sebuah gambar, namun mereka juga mampu menulis dan menceritakan dengan berani di depan yang lain.




Berikut merupakan beberapa arsip gambar yang saya simpan dari peserta dan panitia yang sempat terlibat pada sesi saya. Saya akan mengurutkan dari gambar dengan ruang lingkup yang luas hingga objek kecil, namun ini klasifikasi yang saya buat secara pribadi dan tentu saja beberapa penjelasan yang saya tangkap dari apa yang sudah mereka utarakan lewat gambar, tulisan, dan secara khusus saat mereka menyampaikan secara lisan di depan kami semua.

  1. Alam dan Lingkungan
a.       Universe / Alam Semesta


Penggambar ini mengutarakan jika hidupnya berada di sebuah alam semesta. Secara pribadi dirinya tidak dapat melihat yang ada di alam semesta semuanya karena banyak hal yang dia gambarkan dan juga wakilkan dengan simbol-simbol. Menurutnya kita semua melewati kehidupan bisa dalam keadaan naik ataupun turun, apa yang kita lihat, rasakan, katakan, pikirkan, kesemuanya ada di sana. Terkadang apa yang jadi pikiran secara pribadi akan menjadi berbeda dengan orang lain. Bukan lagi istilah salah ataupun benar, namun itu adalah konsep dari pikiran setiap orang yang mungkin saja berbeda. Kita selalu dalam lingkaran seperti ini bukan? Jangan berpikir terlalu banyak, cintailah yang lain sama halnya setiap hembusan napas yang kita ambil!

b.      Life is Journey / Perjalanan Hidup


Penggambar ini adalah seorang warga negara asing dari benua Afrika yang turut belajar di Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan sudah fasih berbahasa indonesia. Dia membayangkan apabila dirinya seorang diri di dunia ini, tidak dapat hidup. Dunia ini luas dan harus dipenuhi dengan banyak orang yang punya keinginan baik. Orang yang punya keinginan ataupun tujuan baik apabila terkumpul dan bersatu maka bisa membangun dunia menjadi luar biasa. Seperti halnya tanaman apabila tanpa tanah, dunia tak kan ada arti dan bertumbuh apabila tidak ada orang yang bersatu membangunnya.

c.      Air Terjun dan Air yang Mengalir


Penggambar tidak mengaitkan dirinya seperti apa yang digambarkan. Meskipun tidak ada kaitannya namun dirinya ingin seperti air terjun yang terlihat indah dan banyak manfaat. Bagi banyak orang mungkin hanya sebuah keindahan air yang jatuh dari ketinggian namun baginya air ini sangat bermanfaat. Tenaga dari air yang jatuh sangat bisa digunakan sebagai penggerak kincir air sehingga mampu membangkitkan tenaga listrik atau PLTA dan juga kegunaan lain untuk kehidupan setelah mengalir ke berbagai tempat lainnya.

d.      Air Terjun dan Sungai Kecil


Penggambar mengaitkan dirinya dan tertarik dengan air terjun. Membayangkan air terjun yang sangat membuat hatinya tenang dan damai. Baginya, air terjun bisa sangat keras seperti ketika kita berada tepat di bawahnya merasakan derasnya air yang jatuh dari ketinggian dan juga bisa menjadi tempat yang indah, menyenangkan, menyejukkan, aliran airnya lembut, dan membawai suasana damai. Dia bercerita bahwa drirnya pribadi yang sangat keras dan mungkin menyakitkan orang lain namun di sisi lain dia bisa menemani dan menenangkan orang lain di beberapa situasi yang tidak dia bayangkan. Setidaknya suatu saat akan ada air terjun atau setidaknya sungai kecil yang bisa dia miliki di tempat tinggalnya yang mampu membuat suasanya lebih hidup dan damai.

e.       Gunung


Penggambar menggambarkan dirinya seperti gunung. Gunung merupakan tempat yang bisa memberikan hiburan dan ketenangan bagi jiwa-jiwa yang lelah pikiran dan hati, dan juga ruang bebas untuk seseorang melepaskan kepenatan. Alasannya ingin seperti gunung adalah harapan apabila dirinya bisa menjadi tempat orang lain berbagi cerita ataupun kepenatan sehingga bisa memberikan penghiburan dan kebahagiaan dengan caranya. Segala yang sudah dia upayakan juga tidak dapat dipaksakan kepada semua orang ataupun merasakan penghiburan dari dirinya.

f.       Taman dan Goa


Penggambar teringat masa lalunya, saat kecil dan sering di-bully oleh teman-temannya. Orang tuanya selalu menghibur dan menyarankan supaya dirinya membayangkan sebuah taman dengan sebuah gua di taman itu. Apabila membayangkan taman dan gua seperti itu membantu dirinya lebih relax dan focus. Dirinya ingin menjadi tempat yang seperti itu, sejatinya menjadi pribadi yang kuat, berprinsip, dan tidak teralu mempedulikan apa yang diinginkan ataupun cibiran orang lain.

g.      Ikan yang Mati di Sungai


Penggambar memikirkan jika dirinya hidup maka tidak akan menjadi seperti seekor ikan yang mati di sungai. Dirinya tidak ingin seperti ikan mati karena ikan mati hanya akan mengikuti arus atau malah tersangkut. Dalam hidup ini dia sangat ingin bebas mengembangkan dirinya dan tetap hebat menjaga cita-citanya, bukan ikut ke dalam hal-hal buruk yang mempengaruhi kehidupannya.

  1. Bangunan dan Tempat Tinggal
a.       Jembatan Diantara Perkotaan dan Pedesaan


Penggambar ingin menjadi jembatan seperti apa yang telah dia gambar. Baginya jembatan merupakan penghubung dari dua tempat yang berbeda. Dirinya yang berasal dari pedesaan dan sekarang merantau belajar di perkotaan sangat melihat perbedaan dan banyak hal yang dia pelajari. Suatu saat nanti atau setidaknya ketika dia menggambar dan melihat gambar ini kembali maka dirinya akan berani mencoba membagikan pengalaman pribadinya, membantu orang lain yang membutuhkan, dan secara khusus apabila kemampuannya dapat bermanfaat bagi tempat asalnya.

b.      Rumah Sederhana Diantara Gedung Besar


Penggambar mengandaikan dirinya seperti rumah sederhana yang kecil dan berada diantara gedung besar perkotaan yang ramai. Dengan rumah sederhana diantara gedung besar dan keramaian kota membuatnya merasa nyaman. Hal ini dikaitkan dengan masa lalunya yang kurang baik dan mendapatkan perlakuan tidak baik dari orang lain. Seandainya dia menjadi rumah sederhana ini maka dia berharap dapat menjadi rumah yang aman dan menciptakan suasana nyaman bagi keluarga serta orang terdekat, mampu melindungi mereka semua secara fisik ataupun secara psikis, dan tidak ingin pengalaman buruknya juga dialami oleh keluarga ataupun orang terdekatnya. Rumah kecil nan sederhana ini memiliki pintu yang tentunya tidak semua orang dapat memasukinya, pintu hanya akan dibuka bagi yang menurutnya pantas karena baginya privasi adalah miliknya dan kehidupannya adalah tanggung jawabnya yang tak bisa dengan mudah diatur oleh orang lain.  

c.       Rumah Milik Keluarga


Penggambar menyampaikan jika ini adalah rumahnya. Gambar tersebut tidak ada hubungannya dengan dirinya, apalagi karakternya. Tidak ada hubungannya dengan karakter namun masih memiliki harapan darinya. Dirinya berharap apabila rumah itu diisi oleh dirinya bersama keluarganya maka jiwanya seakan lengkap, khususnya dirinya sangat bahagia apabila semuanya berkumpul lengkap.

d.      Rumah dan Sungai


Penggambar menggambarkan dirinya seperti sebuah rumah dengan dua pintu dan juga ada sungai dengan beberapa ikan yang hidup di sungai itu. Meskipun dirinya menggambar setelah mendengar beberapa cerita dari yang lainnya, namun dirinya sangat banyak mengungkapkan tentang apa yang digambarkannya.menjalani hidupnya dengan belajar banyak hal, bersyukur, marah, dan sedih. Dia merasa sudah terlahir di semesta ini dengan baik dan akan selalu mengusahakan berbuat baik. Belajar dari apa yang dia lihat, dengar, dan rasakan secara khusus pada sesi ini dengan melihat apa yang telah disampaikan teman lainnya. Rumah baginya adalah teman yang nyaman dan aman, dua pintu menandakan tidak semua orang boleh masuk dan tau tentang rahasia padanya, air di sungai bisa sangat bermanfaat dan berbahaya tergantung bagaimana dirinya juga berperilaku, dan ikan-ikan yang hidup di sungai bisa memilih ingin hidup di aliran yang tenang ataupun penuh tantangan seperti halnya ketika dia memilih sesuatu dalam hidupnya.

  1. Benda Sekitar
a.       Secangkir Kopi Panas dan Sepotong Kue

Penggambar menilai jika kopi panas menggambarkan kehangatan dan sepotong kue menggambarkan kebaikan dan keceriaanya. Dirinya apabila secangkir kopi hangat dapat menjadi sahabat bagi siapa saja sehingga berharap orang-orang di sekitarnya menjadi tenang dan nyaman saat berada di dekatnya. Sepotong kue yang kebanyakan memiliki rasa manis belum tentu cocok buat semua orang, relatif siapa yang mau menerimanya seperti perbuatan baik. Baik dan buruk tergantung siapa yang melihatnya tapi dirinya terus berusaha berbuat baik kepada yang ada di sekitarnya dan terkadang tidak harus mempedulikan apa kata orang.

b.      Cermin


Penggambar mengutarakan alasan mengapa dirinya memilih kaca. Dirinya teringat saat dirinya merasa sepi/sendiri ataupun sedih namun tidak tau ke mana untuk curhat atau melampiaskan apa yang sedang dialaminya. Dirinya seringkali hanya bisa menatap cermin dan menceritakan semuanya di depan cermin tentunya kepada dirinya sendiri tanpa rasa takut. Takut apabila dia bercerita ke orang lain maka rahasianya akan bocor dan menambah masalah. Dia ingin menjadi cermin karena baginya cermin dapat menjadi teman bagi siapa saja untuk berbagi cerita, tempat rahasia yang bisa menjaga rahasia, dan membangun kepercayaan dirinya secara pribadi tanpa orang lain ikut campur.

c.       Kerang


Penggambar teringat masa lalunya. Masa kecilnya yang sangat suka sekali mengumpulkan kerang bersama sahabat kecilnya saat sedang bermain di pantai. Dia dan sahabatnya mengumpulkan hingga banyak namun suatu ketika sahabatnya itu menghilangkan kerang-kerangnya. Setelah kejadian itu dirinya lama tidak berjumpa dan berkomunikasi lagi dengan sahabatnya. Kurun waktu berlalu, di suatu kesempatan ternyata sahabatnya itu menemui dirinya dan menggantinya dengan koleksi kerang yang lebih banyak dan bahkan ditempatkan di tempat yang lebih bagus dan disertai permintaan maaf. Kerang-kerang ini sangat berharga baginya. Dia ingin menjadi kerang, meskipun kerang ini berada di lautan yang ombak dan airnya berasa asin terkadang juga kotor namun lambat laun kerang juga bisa menghasikan mutiara. Dirinya yakin jika perbuatan dan usaha yang baik akan membawa hasil yang baik juga meskipun butuh waktu yang lama seperti sebuah mutiara yang terlahir dari sebuah kerang di lautan.

Seperti itulah sedikit cerita dari generasi muda yang peduli tentang dirinya dan memiliki harapan baik untuk yang ada di sekitarnya. Mungkin saya bukanlah seorang ahli dalam bidang ini, namun saya secara pribadi berharap semoga tulisan sederhana ini mampu membuat kita untuk mengenali siapa diri dan semoga akan semakin banyak anak muda yang peduli dan bercita-cita luhur, setidaknya mereka ini yang berkenan turut saya bagikan gambar dan ceritanya melalui blog sederhana ini. Terima kasih dan semoga berkenan.











Comments

  1. Ini bagus sekali Sabem!
    Melatih kita untuk menyelami dan mengenali diri kita sendiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih HV.. semoga semakin bisa mengeksplor diri dan tentunya makin rajin berlatih dong ya

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tak Kenal Maka Tak Sayang - Kategori Tarung Hapkido

Salam sobat dan para pecinta bela diri, kali ini akan saya ulas tentang pertandingan kelas tarung di bela diri Hapkido. Hapkido sendiri berasal dari Korea Selatan, diperkenalkan dan resmi berdiri di Indonesia pada tahun 2014 oleh Master Vincentius Yoyok Suryadi sebagai Founder Hapkido Indonesia dan afiliasi World Hapkido Martial Arts Federation (WHMAF). Rangkaian kegiatan dan kejuaraan baik terbuka, daerah, invitasi, ataupun nasional telah diselenggarakan sejak tahun 2016. Salah satu kategori yang dipertandingkan adalah kategori tarung, atau istilahnya adalah Daeryun . Langsung saja akan saya ulas secara umum tentang pertandingan Hapkido kategori tarung ( Daeryun ).       1.         Kontestan        Setiap peserta/kontestan/atlet merupakan anggota/pemegang sertifikat Hapkido di suatu klub/negara atau telah mendapatkan rekomendasi dari seorang pelatih Hapkido ataupun lisensi olahraga...

Ikatan Sabuk Beladiri (Taekwondo dan Hapkido)

Salam sejahtera bagi kita semua, khususnya bagi pecinta beladiri Kesempatan baik kali ini, saya akan berbagi bagaimana cara mengikatkan sabuk pada seragam beladiri. Hal ini perlu karena ketika berlatih, sabuk adalah kelengkapan yang harus dipakai dalam setiap kali latihan. Sabuk akan sangat berantakan dipakai apabila cara mengikat yang kurang baik ataupun memang salah. Orang yang pertama kali mengikuti beladiri pasti akan sangatlah bingung karena sabuk harus diikat dengan baik dan menjuntai ke bawah, terkadang pun masih saya berjumpa dengan murid-murid dewasa yang masih salah dalam mengikat sabuk. Daripada mengajarkan hanya satu per satu orang dan malah mengganggu proses berlatih nantinya, kelamaan, saya akan berbagi gambar tutorial mengikat sabuk yang benar, tentunya dalam beladiri Taekwondo dan Hapkido yang sudah saya pelajari...  Semoga bermanfaat ^_^

Dedikasi Terbaik Seorang Guru Taekwondo

Untukmu, Guru - Taekwondo Hallo apa kabar sobat pecinta/praktisi bela diri apa pun dan dimana pun berada. Kesempatan baik kali ini saya menulis tentang seseorang yang telah berjasa mengajarkan saya banyak hal dari seni bela diri. Seseorang ini adalah guru/pelatih/ sabeum di seni bela diri Taekwondo. Beliau yang memiliki nama lengkap Eka Suwartana, kelahiran Bantul, 28 Maret 1972 dengan profesi Pegawai Negeri Sipil (bidang kesehatan)   telah mengenal Taekwondo sejak tahun 1990 dan masih menekuni hingga saat ini (2017). Sabeum Eka, begitulah kami sebagai murid-muridnya di Taekwondo sering memanggil beliau. Selidik punya selidik, ternyata dari kecil beliau sudah memiliki hobi berolahraga selain Taekwondo, contohnya seperti bulu tangkis dan tenis meja. Dijelaskan lebih lanjut, awalnya beliau hanya ikut-ikutan saja di Taekwondo apalagi di dalam profesinya dituntut kemampuan dan kondisi yang prima. Sabeum Eka yang memiliki motto hidup “Hidup harus bermanfaat bagi banyak...